Warga Bondowoso Lestarikan Budaya “Tingkepan” yang Hampir Punah Tergerus Zaman

Warga Bondowoso Lestarikan Budaya “Tingkepan” yang Hampir Punah Tergerus Zaman

 

AWAS.CO.ID , BONDOWOSO JATIM — Era millenial hampir membuat dunia nyaris merubah adat istiadat dan budaya yang dulu kita rasakan. Mungkin di era tahun 70- 90 budaya tradisional masih kental bisa kita nikmati di hari hari besar keagamaan atau saat pesta kemerdekaan.

Salah satu contoh pelestarian budaya yang baru-baru ini dilakukan oleh warga desa Beddian kecamatan Jambesari Darussholah, kabupaten Bondowoso, Minggu (14/0/2023). Pasangan suami istri Achmad dan Siti Mujayanah menggelar tradisi “Tingkepan” untuk putrinya bernama Fauziyah Azizah yang lahir tujuh bulan lalu.

Dalam tradisi Tingkepan itu, Fauziyah diarak keliling desa siang hari, digendong oleh Mujayanah ibunya. Menaiki Dokar hias dan diiringi oleh tarian singa barongsai (Can Macan, red :Madura). Semakin menarik dan semarak dengan ditampilnya Ondel Ondel, group Drum Band.

“Acara begini memang jarang sekali dilakukan oleh warga di sini, yang umum kan biasanya mengundang dangdutan atau karaokean” ucap Ahmad.

Dia memang sengaja ingin beda untuk selamatan anaknya. Dan ternyata mendapat perhatian luar biasa dari para tetangga yang merasa terhibur acara ini.

Pantauan wartawan AWAS .CO.ID biro Bondowoso, warga yang hadir melihat acara ini bukan hanya tetangga Ahmad. Namun warga dari desa sekitar berbondong bondong melihat atraksi drum band, Ondel Ondel juga Can Macanan.

Hal ini membuktikan bahwa hiburan tradisional yang jarang ditonton di lingkungan kota ternyata mampu menghipnotis warga untuk hadir walau cuaca cukup panas.

“Saya terhibur dengan atraksi atraksi mereka, walau dengan penampilan sederhana. Namun bagi kita yang hidup di pedesaan cukup memberi hiburan,” kata Tutik warga desa Pengarang yang hadir menonton bersama 3 temannya .

Ahmad sendiri beserta keluarga besarnya, nampak sumringah dan terhibur oleh tontonan yang mereka tanggap. Secara tidak langsung masyarakat seperti Ahmad patut diacungi jempol, telah ikut menjaga kelangsungan bertahannya hiburan tradisional yang nyaris tergerus zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *