AWAS.CO.ID , PASURUAN JATIM — Seorang penjual jamu STMJ menceritakan kisah hidupnya yang penuh liku, sebelum dirinya membuka usaha barunya. Semoga kisah ini menjadi aspirasi bagi semua pembaca, untuk lebih gigih mencari keberkahan rejeki.
Dunia hiburan Komedi Putar pasar malam hiburan rakyat, yang menjadi penghasilan kehidupan Pak Tukiman (67th), harus ditinggalkan tanpa ada kejelasan untuk hidup dirantau.
“Saya asli dari kota Kediri, saat kerja di Komedi putar berpindah-pindah kota sejak tahun 1983. Kemudian menetap di kota Pasuruan ini pada tahun 1990 setelah menikah,” katanya.
Tukiman yang tidak bisa baca tulis, bersama istrinya sejak tahun 1990 membuka usaha jamu STMJ yang diberi nama 5758 dibaca Maju Mapan. Lokasinya di jalan KH Hasyim Asy’ari, tepatnya di sebelah kiri gang Sekar Sono 3 Pasuruan.
“Jualan jamu STMJ buka jam 5 sore sampai menjelang subuh. Penjualan lumayan bisa menghabiskan 300 butir telur setiap malam,” kata Tukiman
Saat awak media datang pada Minggu (07/05/2023) dini hari sekita jam 02.00 WIB, tampak pembeli lumayan ramai. STMJ buatan pak Tukiman beda sama yang lain, selain pakai susu asli dan jinten hitam.
“Ramuan ini pembeda, banyak kalangan pejabat sampai Bupati dan orang DPR daerah selalu mampir bila lewat di warung jamunya. Selain itu lokasi parkir mobil dan motor lumayan aman,” kisahnya.
“Usia saya sudah 67 tahun dengan tiga anak, delapan cucu dan tiga cicit, namun semua tidak ada yang mau meneruskan usaha saya ini. Jadi bila saya meninggal, usaha ini juga akan terkubur, karena tidak ada penerusnya,” ucap Tukiman dengan mata berkaca kaca.